Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Banyak Mengingat Allah
Jumat, 17 September 2021

Khutbah Jumat: Banyak Mengingat Allah ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 10 Safar 1443 H / 17 September 2021 M.

Khutbah Pertama – Banyak Mengingat Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-hambaNya agar senantiasa mengingat diriNya. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ‎﴿٤١﴾‏ وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا ‎﴿٤٢﴾‏ هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ…

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (ingatlah) Allah dengan dzikir yang banyak. Dan bertasbihlah kepadaNya diwaktu pagi dan petang. Dialah Allah yang bershalawat atas kalian dan demikian para malaikatNya agar Allah mengeluarkan kalian dari kegelapan menuju cahaya (yang terang benderang)…” (QS. Al-Ahzab[33]: 41-43)

Allah memerintahkan kita untuk banyak berdzikir (mengingat) Allah. Dan Allah menyebutkan bahwasanya Allah bershalawat kepada mereka yang banyak berdzikir kepada Allah, demikian pula para malaikatNya. Dan bahwasanya dengan dzikir itu Allah akan keluarkan kita dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.

Jangan menjadi orang yang lalai

Allah melarang kita untuk menjadi orang-orang yang lalai dari mengingat Allah. Allah berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 205:

وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ

Ingatlah Rabbmu pada dirimu dengan penuh tadharru’ dan rasa takut, dan suara yang tidak dikeraskan, di waktu pagi dan petang, dan jangan sekali-kali kamu menjadi orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf[7]: 205)

Allah mengancam bahwasanya orang yang berpaling dari berdzikir kepada Allah, Allah akan jadikan setan lah sebagai temannya yang akan menemaninya. Allah berfirman:

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

Siapa yang berpaling dari mengingat Ar-Rahman, Kami akan jadikan setan yang akan selalu menemani dia.” (QS. Az-Zukhruf[43]: 36)

Karena seseorang ketika tidak mengingat Allah, ketika seseorang lepas dari dzikir kepada Allah, maka setan pun masuk ke hati kita. Ibnu Abbas berkata:

الشَّيْطانُ جاثِمٌ عَلى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ فَإنْ سَها وغَفَلَ وسَوْسَ وإذا ذَكَرَ اللَّهَ خَنَسَ

“Setan itu selalu memperhatikan hati anak Adam. Apabila ia lalai maka setan pun memberikan was-was di hatinya. Kalau ia mengingat Allah, setan pun bersembunyi ketakutan.”

Allah pun menjanjikan pahala besar bagi mereka yang senantiasa mengingat Allah.

وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Laki-laki yang banyak berdzikir dan wanita yang banyak berdzikir, Allah persiapkan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab[33]: 35)

Sungguh subhanallah.. orang yang banyak berdzikir ternyata Allah telah sediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

Bahaya berpaling dari mengingat Allah

Orang yang senantiasa berpaling dari mengingat Allah, Allah jadikan ia lupa kepada maslahat dirinya sendiri. Allah berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Jangan kalian menjadi orang-orang yang melupakan Allah dan Allah pun jadikan dia lupa kepada dirinya sendiri, mereka itu orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr[59]: 19)

Apabila kita berpaling dari berdzikir kepada Allah, tidak mau mengingat Allah, tidak mau mendengarkan ayat-ayat Allah, tidak mau mempelajari ayat-ayat Allah, jangan salahkan kalau nanti kita di hari kiamat dikumpulkan oleh Allah dalam keadaan buta (tidak bisa melihat). Allah berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, baginya penghidupan yang sempit di dunia ini (sempit hatinya walaupun banyak hartanya), dan Kami akan kumpulkan dia pada hari kiamat dalam keadaan buta“.

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا

Dia berkata: ‘Ya Rabb, kenapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta padahal di dunia aku melihat?’

قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنسَىٰ

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:’Demikianlah sewaktu di dunia telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, tapi kamu malah meninggalkannya, maka dihari ini pun kamu ditinggalkan.’” (QS. Tha-ha[20]: 126)

Manfaat dzikir

Sungguh betapa indahnya dzikir, ketika lisan kita senantiasa mengingat Allah, ketika hati senantiasa mengingat Allah, Allah pun akan ingat kepada kita. Allah berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Ingatlah Aku, niscaya Aku akan ingat kalian…” (QS. Al-Baqarah[2]: 152)

Kalau Allah ingat kepada kita, maka Allah akan berikan kepada kita berbagai macam taufikNya, berbagai macam hidayahNya, rahmat dan kasih sayangNya.

Maka betapa agungnya dzikir. Mengingat Allah lebih besar dari mengingat siapapun juga. Allah beriman:

وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

Dan berdzikir (mengingat) Allah lebih besar.” (QS. Al-Ankabut[29]: 45)

Ketika kita menganggap Allah lebih besar di hati-hati kita, mengingat Allah lebih indah di hati-hati kita, maka kita akan menjadi orang yang khusyuk di dalam ibadah kita. Tetapi ketika ternyata mengingat yang lainnya lebih besar di hati kita, kita akan berpaling dari mengingat Allah lalu setan pun memberikan was-was di hati kita.

Maka tidakkah kita menjadi orang yang berusaha bagaimana kita senantiasa mengingat Allah? Allah memerintahkan kita shalat untuk apa? Yaitu untuk mengingat Allah. Allah berfirman:

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

“…dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Tha-ha[20]: 14)

Ibadah yang terbaik

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan bahwasanya sebaik-baik ibadah seseorang adalah yang paling banyak berdzikir padanya. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita mengingat Allah setelah selesai ibadah. Setelah selesai shalat kita diperintahkan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah kita selesai manasik haji Allah pun menyuruh kita berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah selesai shalat Jumat kita pun dianjurkan banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah berfirman ketika menyebutkan tentang shalat:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ…

Apabila kalian telah selesai shalat, maka ingatlah Allah Subhanahu wa Ta’ala…” (QS. An-Nisa[4]: 103)

Tentang shalat Jumat Allah berfirman:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila telah selesai shalat Jumat, silakan kalian bertebaran di muka bumi untuk mencari rezeki Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan ingatlah Allah dengan ingat yang banyak agar kalian menjadi orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah[62]: 10)

Malas berdzikir disebakan karena dosa

Maka sungguh merugi orang yang senantiasa lalai dari mengingat Allah. Padahal dzikir ibadah yang sangat ringan. Siapa di antara kita yang tidak bisa mengucapkan “Subhanallah”? Kita ucapan “Subhanallah” hanya satu detik, “Alhamdulillah” satu detik, “Allahuakbar” satu detik, tapi kenapa lisan kita begitu kelu? Kenapa hati kita pun berpaling? Itu semua akibat daripada dosa-dosa kita.

Kita lebih asyik dengan tontonan-tontonan yang ada di hp. Kita lebih asyik dengan pergaulan kita yang ada di WhatsApp ataupun di media sosial. Sehingga kemudian kita pun menjadi jarang mengingat Allah. Padahal kalau kita banyak mengingat Allah, betapa banyaknya pahala yang akan kita dapatkan, saudaraku? Kita pun menjadi orang yang terbimbing hidup kita.

Inilah, saudaraku.. Jadilah kita sebagai seorang hamba yang banyak mengingat Allah.

Khutbah Jumat kedua – Banyak Mengingat Allah

Allah menyuruh kita untuk bayak mengingat Allah dan melarang kita untuk menjadi orang-orang yang lalai dari mengingat Allah. Maka Allah pun haramkan segala sesuatu yang membuat hati kita lalai dari mengingat Allah.

Ada sesuatu yang sangat melalaikan hati kita dari Allah dan kehidupan akhirat, yaitu nyanyian dan musik. Nyanyian dan musik membuat seseorang asik dengan nyanyian, lebih asik dengan nyanyian daripada dengan membaca Al-Qur’anul Karim. Tentu hal itu sangat mengganggu seorang hamba untuk mengingat Allah, walaupun liriknya religi, tapi ia lebih menikmati musiknya dan lantunannya dibandingkan menikmati mengingat Allah ‘Azza wa Jalla. Bahkan tidak akan mungkin bertemu antara mengingat Allah dengan nyanyian.

Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan:

حُبّ الكتاب وحُبّ ألحان الغناء *** في قلب عبد ليس يجتمعان

“Mencintai Al-Qur’an dan mencintai nyanyian tidak akan bertemu dalam satu hati.”

Ijma’ haramnya musik

Seluruh ulama dari empat mazhab sepakat akan haramnya musik. Kenapa demikian? Yaitu karena sangat melalaikan hati kita dari mengingat Allah.

Cobalah Antum lihat orang-orang yang ada di konser musik, apakah yang ada di sana para penghafal Al-Qur’an, para ulama? Ataukah yang ada di sana orang-orang yang ternyata lalai dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala?

Mungkin kalau ada seorang ulama berada di konser musik menjadi tercela buat dia dan cela di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena tak pantas hal seperti itu dihadiri oleh seorang ulama dan para penuntut ilmu Allah ‘Azza wa Jalla.

Saudaraku, itulah di antara hikmahnya kenapa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengharamkan musik dalam hadits-haditsnya yang shahih. Kenapa para sahabat, para tabi’in, tabi’ut tabi’in, bahkan mazhab yang empat semua sepakat akan haramnya musik? Jawabnya karena sangat melalaikan hati kita dari mengingat Allah ‘Azza wa Jalla.

Seseorang lebih menikmati musik dibandingkan membaca Al-Qur’an, dibandingkan membaca dzikir-dzikir. Sehingga pada waktu itu Allah tidak memberikan lagi kepada dia kenikmatan untuk mengingat Allah ‘Azza wa Jalla.

Maka saudaraku, jadilah kita lebih banyak mengingat Allah. Jadikan mengingat Allah lebih besar dari segala-galanya. Jadikan mengingat Allah lebih besar di hati kita daripada mengingat manusia, daripada musik dan nyanyian, dan dari segala sesuatu.

Kita senantiasa mendengar seorang Khatib Jumat berkata:

وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

Dan mengingat Allah itu yang paling besar.” (QS. Al-Ankabut[29]: 45)

Download mp3 Khutbah Jumat

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Banyak Mengingat Allah” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50721-khutbah-jumat-banyak-mengingat-allah/